Google
 

Pulau Jawa

Pulau Jawa

Rabu, 12 Maret 2008

Sejarah Wayang


Wayang

Wayang Bali.


Batara Guru (Siwa) dalam bentuk seni wayang Jawa.


Wayang adalah seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003, sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari Mahabharata dan Ramayana.
Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.
Wayang, oleh para pendahulu negri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam sekali. Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu "Mana yang Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek)".
Jenis-jenis wayang
Wayang kulit
Wayang golek/ Wayang Thengul Bojonegoro
Wayang Krucil
Wayang Purwa
Wayang Beber
Wayang Orang
Wayang gedog
Wayang Sasak
Wayang calonarang
Wayang wahyu
Wayang menak
Wayang klitik
Wayang suluh
Wayang papak
Wayang madya
Wayang Parwa
Wayang sadat
Wayang kancil
Jenis-jenis wayang kulit menurut asal daerah atau suku
Wayang Jawa Yogyakarta
Wayang Jawa Surakarta
Wayang Kulit Gagrag Banyumasan
Wayang Bali
Wayang Kulit Banjar (Kalimantan Selatan)
Wayang Palembang (Sumatera Selatan)
Wayang Betawi (Jakarta)
Wayang Cirebon (Jawa Barat)
Wayang Madura (sudah punah)
Museum Wayang



Museum Wayang
Museum Wayang adalah sebuah museum yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27, Jakarta Barat.
Sejarah


Bagian Gereja Tua yang masih berdiri
Gedung yang tampak unik dan menarik ini telah beberapa kali mengalami perombakan. Pada awalnya bangunan ini bernama De Oude Hollandsche Kerk ("Gereja Lama Belanda") dan dibangun pertamakali pada tahun 1640. Tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 akibat hancur oleh gempa bumi pada tahun yang sama. Di atas tanah bekas reruntuhan inilah dibangun gedung museum wayang dan diresmikan pemakaiannya sebagai museum pada 13 Agustus 1975. Meskipun telah dipugar beberapa bagian gereja lama dan baru masih tampak terlihat dalam bangunan ini.
Pameran
Museum Wayang memamerkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu dan kulit maupun bahan-bahan lain. Wayang-wayang dari luar negeri ada juga di sini, misalnya dari Tiongkok dan Kamboja. Hingga kini Museum Wayang mengkoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, terdiri atas wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan. Umumnya boneka yang dikoleksi di museum ini adalah boneka-boneka yang berasal dari Eropa meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India dan Kolombia.
Selain itu secara periodik disenggelarakan juga pagelaran wayang pada minggu 2 dan ke 3 setiap bulannya.
Pada tanggal 7 November 2003, PBB memutuskan mengakui wayang Indonesia sebagai warisan dunia yang patut dilestarikan.
Museum Wayang "Kekayon"
Museum Wayang Kekayon adalah museum mengenai wayang yang ada di kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Raya Yogya-Wonosari Km. 7, kurang lebih 1 km dari Ring Road Timur. Museum yang didirikan pada tahun 1990 ini memiliki koleksi berbagai wayang dan topeng serta menampilkan sejarah wayang yang diperkenalkan mulai dari abad ke-6 sampai abad ke-20. Wayang-wayang di dalam museum ini terbuat baik dari kulit, kayu, kain, maupun kertas.
Sama halnya dengan museum Wayang di Jakarta, museum ini mempunyai beberapa jenis wayang, seperti: wayang Purwa, wayang Madya (menceritakan era pasca perang Baratayuda), wayang Thengul, wayang Klithik (mengisahkan Damarwulan dan Minakjinggo), wayang beber, wayang Gedhog (cerita Dewi Candrakirana), wayang Suluh (mengenai sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia), dan lain lain. Berkaitan dengan wayang Purwa, museum ini memiliki beberapa poster yang menggambarkan strategi perang yang dipakai dalam perang Baratayuda antara keluarga Pandawa dan Kurawa, yaitu: strategi Sapit Urang dan strategi Gajah.
Daftar tokoh wayang
Artikel ini menampilkan nama tokoh-tokoh yang muncul dalam Wiracarita Ramayana dan Mahabharata yang sering dipentaskan dalam pertunjukan wayang.
Dewa-Dewi wayang
Dewa-Dewi dalam dunia pewayangan merupakan Dewa-dewi yang muncul dalam mitologi agama Hindu di India, dan diadaptasi oleh budaya Jawa.
1. Sang Hyang Adhama
2. Sang Hyang Sita
3. Sang Hyang Nurcahya
4. Sang Hyang Nurrasa
5. Sang Hyang Wenang
6. Sang Hyang Tunggal
7. Sang Hyang Rancasan
8. Sang Hyang Ismaya
9. Sang Hyang Manikmaya
10. Batara Bayu
11. Batara Brahma
12. Batara Chandra
13. Batara Guru
14. Batara Indra
15. Batara Kala
16. Batara Kamajaya
17. Batara Narada
18. Batara Surya
19. Batara Wisnu
20. Batara Yamadipati
21. Betari Durga
22. Batara Kuwera
23. Batara Cingkarabala
24. Batara Balaupata
25. Hyang Patuk
26. Hyamh Temboro
Ramayana
Tokoh-tokoh Ramayana dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Mitologi Hindu di India.
1. Anggada
2. Anila
3. Dasarata
4. Garuda Jatayu
5. Hanuman
6. Indrajit
7. Jatayu
8. Jembawan
9. Kosalya
10. Kumbakarna
11. Aswanikumba
12. Kumba-kumba
13. Laksmana
14. Parasurama
15. Prahastha
16. Rama Wijaya
17. Prabu Somali
18. Rawana
19. Satrugna
20. Sita
21. Dewi Windradi
22. Subali
23. Sugriwa
24. Sumitra
25. Surpanaka (Sarpakenaka)
26. Trikaya
27. Trijata
28. Trinetra
29. Trisirah
30. Gunawan Wibisana
31. Wilkataksini




Mahabharata
Tokoh-tokoh Mahabharata dalam budaya pewayangan Jawa diambil dan diadaptasi dari Mitologi Hindu di India.
1. Abimanyu
2. Resi Abyasa
3. Antareja
4. Antasena
5. Arjuna
6. Aswatama
7. Baladewa
8. Basupati
9. Basudewa
10. Bhisma
11. Bima
12. Burisrawa
13. Cakil
14. Citraksa
15. Citraksi
16. Citrayuda
17. Citramarma
18. Damayanti
19. Drona (Dorna)
20. Drestadyumna
21. Drestarastra
22. Dropadi
23. Durgandana
24. Durmagati
25. Dursala (Dursilawati)
26. Dursasana
27. Dursilawati
28. Duryodana (Suyodana)
29. Drupada
30. Ekalawya
31. Gatotkaca
32. Gandabayu
33. Gandamana
34. Gandawati
35. Indra
36. Janamejaya
37. Jayadrata
38. Karna
39. Kencakarupa
40. Kretawarma
41. Krepa
42. Kresna
43. Kunti
44. Madrim
45. Manumayasa
46. Matswapati
47. Nakula
48. Nala
49. Niwatakawaca
50. Pandu Dewanata
51. Parasara
52. Parikesit
53. Rukma
54. Rupakenca
55. Sadewa
56. Sakri
57. Sakutrem
58. Salya
59. Sangkuni
60. Sanjaya
61. Santanu
62. Setyajid
63. Setyaboma
64. Satyaki
65. Sanga-sanga
66. Satyawati
67. Srikandi
68. Subadra
69. Tirtanata
70. Seta
71. Udawa
72. Utara
73. Wratsangka
74. Wesampayana
75. Widura
76. Wisanggeni
77. Yudistira
78. Yuyutsu

Punakawan
Punakawan adalah para pembantu dan pengasuh setia Pandawa. Dalam wayang kulit, punakawan ini paling sering muncul dalam goro-goro, yaitu babak pertujukan yang seringkali berisi lelucon maupun wejangan.
Versi Jawa Tengah dan Jawa Timur, wayang kulit/wayang orang
1. Semar
2. Gareng
3. Petruk
4. Bagong
Versi Banyumas, wayang kulit/wayang orang
1. Semarsemorodewo
2. Garengnolo
3. Petrukkanthong
4. Baworcarub
Versi Jawa Barat, wayang golek
1. Semar
2. Astrajingga
3. Dawala
Versi Bali
1. Tualen
2. Merdah
3. Sangut
4. Delem
Teman para Punakawan
1. Togog
2. Bilung
3. Limbuk
4. Cangik

Tidak ada komentar: